Pelatih Persema Tak Ingin Anak Asuhnya Ikuti Tarkam Lagi


Pelatih Persema Tak Ingin Anak Asuhnya Ikuti Tarkam Lagi
Rudi Hariantoko berniat untuk lebih ketat dalam mengawasi anak asuhnya di putaran kedua kompetisi Indonesian Premier League mendatang. Pelatih Persema Malang ini tak ingin anak asuhnya berlaga di kompetisi antar kampung (tarkam) pada putaran kedua mendatang.

Menurut Rudi, dia mengetahui bahwa sepanjang putaran pertama lalu beberapa anak asuhnya mengikuti tarkam. Namun, dia tak bisa berbuat apapun untuk menghalangi anak asuhnya itu.

"Karena selama ini masalah gaji tersendat dan mereka banyak keperluan, saya tak bisa melarang. Saya hanya bisa berpesan agar mereka jangan sampai cedera dan ketika bermain bersama Persema harus profesional," ujar Rudi.

"Namun, saya berjanji putaran kedua bakal lebih ketat. Semoga kondisi finansial tim mendukung sehingga para pemain tak harus main tarkam," sambungnya.

Lebih lanjut, Rudi mengaku 'kualat' anak asuhnya bermain di kompetisi tarkam. Pasalnya, semasa jadi pemain beberapa waktu lalu, dia juga kerap bermain di pertandingan tarkam.

"Waktu saya bermain di Arema dulu, saya juga melakukan hal ini karena gaji sama-sama seret. Karena itu, saat ini saya terasa seperti kena karmanya," tandasnya. 

Bagi para penggemar sepak bola dan merasa bisa menebak atau memprediksi skor pertandingan, ayo gabung di http://www.situsjudi.asia, ada hadiah menarik yang siap ditawarkan kepada anda semua. 

Stankovic: Arrivederci, Inter!


Stankovic: Arrivederci, Inter!
Dejan Stankovic telah resmi meninggalkan Internazionale, setelah pemain yang berasal dari Serbia itu memutuskan kontrak kerjasama. Ia bahkan menulis surat perpisahan untuk para suporter.

Kepergian gelandang veteran itu memang sudah sering terdengar di media-media Italia. Stankovic menginginkan kesempatan bermain, sedangkan pelatih baru Inter; Walter Mazzarri memutuskan tidak mencantumkan namanya dalam rencana barunya.

Meski begitu, nama Stankovic begitu popular di kalangan suporter La Beneamata. Banyak pihak yang menyesali keputusan pemain 34 tahun tersebut. Mantan gelandang S.S. Lazio ini mengakhiri hubungan kerjasama secara mutual consent, atau kesepakatan bersama.

"Kepada yang tersayang suporter Nerazzurri, ini 'Drago' yang berbicara, dengan emosi yang bercampur aduk saya menulis surat perpisahan ini," sepenggal pernyataan Stankovic yang tertera di dalam suratnya.

"Saya tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan perpisahan, dan berterima kasih atas segala dukungan luar biasa yang tertuju kepadaku -- ini adalah 10 tahun yang berkesan, bahkan yang terbaik di dalam karir saya. Kalian selalu ada di dalam hatiku -- selamat tinggal," lanjutan luapan emosional Stankovic, seperti dilansir football-italia.

Juventus Disebut Sudah Dapatkan Ogbonna


Juventus Disebut Sudah Dapatkan Ogbonna
Juventus disebut sudah mencapai kesepakatan dengan semua pihak terkait untuk menyelesaikan transfer Angelo Ogbonna. Menurut La Stampa, Juve akan memperkenalkan Ogbonna sebagai pemain baru mereka pada hari Senin mendatang.

Juve memang sudah cukup lama disebut ingin mendapatkan Ogbonna dari klub tetangga mereka Torino. Juve menganggap bek berusia 25 tahun itu akan menjadi tambahan amunisi yang pas untuk menjadi lebih kuat di Eropa.

La Stampa menyebutkan bahwa Juve membayar sejumlah uang plus setengah kepemilikan penyerang muda mereka Ciro Immobile kepada Torino. Ogbonna sendiri memang sempat menjadi target transfer beberapa klub besar dalam satu setengah musim terakhir.

Ogbonna merupakan produk asli akademi Torino. Ia menghabiskan seluruh kariernya di Torino, kecuali pada musim 2007/08 saat ia dipinjamkan ke Crotone.

Ogbonna disebut akan menerima gaji 1,8 juta euro per musim di Juve. Jika berita transfer ini memang benar, maka Ogbonna akan menjadi pembelian ketiga Juve musim panas ini. Sebelumnya Juve sudah dipastikan mendapatkan jasa Fernando Llorente dan Carlos Tevez.

Benitez Ungkap Rahasia Kegagalannya di Inter Milan


Benitez Ungkap Rahasia Kegagalannya di Inter Milan
Pelatih baru NapoliRafael Benitez mengaku bahwa petualangan pertamanya di Serie A bersama Internazionale Milanomemberikan rasa frustasi tersendiri dalam karirnya.

Seperti diketahui, Benitez sempat melatih Inter pasca kepergian Jose Mourinho pada Juni 2010. Namun enam bulan kemudian ia dipecat dari posisinya karena dinilai gagal mempertahankan performa apik peninggalan Mourinho.

"Saya lebih senang mengingat hal-hal positif saat saya di Inter. Seperti saat kami memenangi Piala Super Italia dan Piala Dunia Antar Klub," ujarnya kepada Minuto 116.

Menurutnya, kegagalannya saat melatih Inter lebih banyak disebabkan karena banyak ide-ide yang ia utarakan untuk mengembangkan tim ditolak oleh pihak klub. Dan Benitez menilai banyak pihak yang melihat kegagalannya di Inter tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Memang benar bahwa manajemen dan staf teknis duduk bersama untuk merencanakan pembaharuan skuad, termasuk nama-nama pemain baru. Tetapi saran tersebut tak pernah dijalankan," ungkapnya.

"Saya melihatnya ini adalah penyebab dari semua yang terjadi di Inter, bahkan mungkin dalam kampanye musim depan," tandasnya.

Jordy Clasie Tolak Tawaran Fiorentina


Jordy Clasie Tolak Tawaran Fiorentina
Talenta muda berbakat FeyenoordJordy Clasie mengakui bahwa Fiorentina telah berusaha menariknya, untuk bermain di Serie A pada musim depan.

Pemain yang juga memperkuat Timnas Belanda U-21 ini tengah menjadi perbincangan hangat, terutama banyaknya minat dari klub-klub top Eropa. Terutama Fiorentina dan Juventus.

Namun, pemain yang bersangkutan masih enggan meninggalkan Belanda dalam waktu dekat. Ia juga merasa belum siap menjajal kompetisi selain Eredivisie. Meskipun Fiorentina telah memberikan penawaran resmi.

"Ya, Fiorentina memang tertarik memakai jasaku. Mereka bergerak cepat dengan mendatangiku di akhir musim ini. Tetapi saya masih belum ingin meninggalkan Feyenoord," ujar Clasie seperti dilansir NuSport.

"Saya justru bahagia telah memperbaharui kontrak dengan Feyenoord, dan sepertinya saya bakal bertahan di klub ini dalam jangka waktu panjang. Saya juga merasa belum siap meninggalkan Belanda," pungkasnya.

Cassano Dinilai Lebih Baik Dari Recoba


Cassano Dinilai Lebih Baik Dari Recoba
Salah seorang petinggi klub Internazionale MilanMarco Tronchetti Provera menilai performa striker Antonio Cassano lebih baik dari eks pemain NerazzuriAlvaro Recoba.

Kehadiran pemain berjuluk Peter Pan tersebut di Giuseppe Meazza awal musim ini sempat menimbulkan kontroversi. Pasalnya, ia datang setelah musim lalu memperkuat klub seteru La BeneamataAC Milan.

Namun keraguan publik Inter seakan terjawab dengan kontribusi Cassano sejauh musim ini. Meski baru mencetak lima gol di Serie A, namun kesuksesan Inter untuk bangkit dan merangsek ke posisi runner up saat ini tak lepas dari peran penting Cassano.

Peran besar itulah yang membuat Cassano kerap disamakan dengan mantan pemain Inter di era '90an, Alvaro Recoba. Sama halnya Cassano, pemain dengan spesialisasi tendangan cannon-ball tersebut juga sering menjadi pembeda di tiap laga.

Akan tetapi hal itu tak sependapat dengan Provera. Meski mengakui kehebatan kedua sosok tersebut, namun ia menilai penampilan Cassano lebih konsisten dibanding Recoba.

"Cassano adalah salah satu dari sedikit pesepak bola hebat Italia, sedangkan Recoba memiliki bakat alami, natural. Akan tetapi, Cassano memang lebih konsisten," ujar pria 64 tahun tersebut.

Ancaman Sanksi Terhadap Penggawa PSMS Kembali Tuai Kecaman


Ancaman Sanksi Terhadap Penggawa PSMS Kembali Tuai Kecaman
Pernyataan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, terkait demonstrasi yang dilakukan para penggawa PSMS Medan, kembali menuai kecaman. Kali ini, giliran pengamat sepakbola Tondo Widodo menanggapi pernyataan Komdis, yang dinilai mendiskreditkan para pemain PSMS tersebut.

"Ancaman hukuman bagi para pemain PSMS, yang melakukan demo menuntut pembayaran gaji mereka, merupakan bentuk keangkuhan organisasi," ujar Tondo.

"Jika mengadu ke induk organisasi saja mereka malah dihukum, ke mana lagi mereka harus mengadukan nasibnya?" sambung Tondo.

Sebelumnya, Komdis PSSI mengisyaratkan bakal menjatuhkan sanksi pada 11 pemain PSMS Medan yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembayaran gaji mereka. Menurut Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan, aksi unjuk rasa para pemain PSMS ini melanggar Kode Disiplin FIFA, yang juga diadopsi sebagai Kode Disiplin PSSI.

Menanggapi ini, Tondo -yang pernah mendapat ilmu tata kelola organisasi sepakbola di FIFA- mengaku bahwa dia tidak pernah mendengar ada aturan seperti pernyataan Hinca. Namun, dia juga mengaku bahwa ini merupakan kali pertama ada demo oleh pemain sepakbola dalam menuntut pembayaran gaji mereka.

"Saya nggak pernah dengar ada aturan seperti itu. Tapi, ya baru kali ini ada pemain-pemain demo karena gaji," sambungnya.